Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Membangun Demokrasi Ekonomi Di Dalam Perumahan (Bag. II)

Jumat, 15 Februari 2019 | Februari 15, 2019 WIB Last Updated 2019-02-15T10:32:41Z






(Bag. II)

Sejalan dengan kondisi sosial perumahan seperti demikian, struktur negara paling dekat yakni RT/RW nyaris kehilangan gagasan program dalam membina warga yang kemudian seharusnya bisa memberikan manfaat baik ekonomi maupun organisasi. Ekonomi dalam pengertian kenaikan nilai (value added) bagi warga dan organisasi pada makna kemandirian. Kiprah organisasi RT/RW yang cenderung berwatak tradisional-konservatif lebih dikarenakan banyak terjebak pada pranata legal. RT/RW masih enggan menggeser posisi formalnya ke tengah kenyataan sosial dimana disitu terdapat materi pengetahuan rasional yang akan membedakan mana kenyataan dan mana kebenaran. Pengetahuan rasional ini jika diterapkan tentu akan berkesanggupan menarik kehidupan sosial dari kubangan individualistik ke tepian budaya kolektif yang sarat dengan gotong royong dan egalitarian dalam belantika sosio-ekonomi di lingkungan perumahan.

Untuk kenyamanan dan ketenangan keluarga di tengah kehidupan sosial perumahan kemudian warga dituntut untuk mengalokasikan anggaran keluarga seperti kebutuhan untuk renovasi rumah agar rumahnya kuat terhindar dari banjir serta memperbaiki instalasi listrik dan air. Sementara guna pemenuhan kebutuhan hidup lainnya seperti mendapatkan barang konumsi/sembako, fasilitas preventif kesehatan, olah raga, internet, sarana pendidikan anak, keamanan, TPU dsb masih menjadi barang yang mahal.

Secara statistik warga Perumahan Grand Permata masuk dalam level ekonomi menengah ke bawah. Strata ini diukur dari kapasitas pencapaian ekonomi warga itu sendiri pada jenjang perkapita. Karena itulah sudah semestinya pengurus RT/RW berpikir keras tantang bagaimana merumuskan resolusi masalah terutama pada bidang ekonomi.

Terdapat kenyataan yang timpang antara besaran pendapatan dihadapan jumlah belanja. Dalam hal ini pengurus RT/RW memiliki peran strukturalnya dalam upaya menekan jumlah belanja keluarga khususnya pada kebutuhan barang konsumsi harian seperti sembako. Sudah saatnya pengurus RT/RW membangun sarana transaksi jual beli yang demokratis dalam bentuk PASAR PERUMAHAN.

Perspektif Pasar perumahan ini memiliki spectrum tujuan. Pertama, Tujuan Ekonomi. Terbangunnya pasar perumahan harus (i) dapat memastikan terjadinya penurunan nilai pengeluaran/belanja warga, (ii) memastikan Hak warga untuk memperoleh barang konsumsi yang baik dan berkualitas, dan (iii) memastikan keterlibatan warga baik sebagai konsumen maupun penyedia barang. Kedua, Tujuan Organisasi. Organisasi/Lembaga Kemasyarakatan seperti RT/RW harus terlibat aktif dalam sistem pasar bukan dalam rangka orientasi fiskal melainkan berperan sebagai pelaku usaha/penyedia barang melalui unit usahanya seperti kooperasi dengan tujuan kemandirian organisasi. Ketiga, Ketertiban Lingkungan. Pemusatan kegiatan transaksi jual beli barang konsumsi kebutuhan pokok akan dapat mudah mengontrol kebersihan dan ketertiban lingkungan serta lalu lintas di jalan utama.

Dengan demikian pasar perumahan bukan sekedar kegiatan semata (Bussines as usual) tetapi hendaknya menjadi instrument baku dalam kehidupan bertetangga dan menjadikan fundamental berpikir masyarakat dalam mewujudkan tatanan sosial yang bersegi hari depan dalam makna universal.

SELESAI
×
Berita Terbaru Update